Jumat, 29 Maret 2019

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I | REAKSI-REAKSI HIDROKARBON

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
 REAKSI-REAKSI HIDROKARBON







NAMA/NIM :

FEBBY MARCELINA MURNI /A1C117037







DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019

VII. Data pengamatan

7.1 Klor dalam karbon tetraklorida

A.
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Tabung reaksi diisi 1 ml bensin, dan 10 tetes benzena kemudian diguncang
Larutan bercampur dan berminyak
2
Tabung ditempatkan ditempat yang gelap
Larutan jernih dan tidak terdapat minyak
3
Tabung ditempatkan ditempat yang ditempat terang
Terdapat endapan minyak dibawah larutan
4
Mulut tabung masing masing ditiup
Mengeluarkan asap



B.
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Tabung reaksi diisi dengan 1 ml benzena dan di tambah 10 tetes HCl, digoncang
Larutan memiliki 2 fasa yakni benzena (bagian atas) dan HCl (bagian bawah)
2
Di uji kemungkinan hidrogen klorida
Terdapat asap


C.
No
Perlakuan
pengamatan
1
Tabung reaksi diisi dengan 1 ml benzena dan ditambah1 ml HCl
Terdapat kekeruhan  pada larutan di bagian bawah

7.2 Klorinasi
No
perlakuan
pengamatan
1
1 ml benzena + potongan besi + 3 tetes HCl dalam tabung reaksi, kemudian dipanaskan
Terdapat gelembung dan ada warna kuning sedikit, setelah dipanaskan warna larutan bening (kuning menghilang) dan pada besi terdapat banyak gelembung
2
1 ml benzena + 3 tetes HCl dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan
dibagian atas bewarna kuning dan bagian bawah menjadi lebih keruh, setelah dipanaskan terbentuk 2 lapisan; bening (atas), berminyak (bawah)


7.2 Larutan Kalium permanganat
No
Perlakuan
pengamatan
1
2 tabung reaksi diisi 1 ml KmnO4 + 5 tetes bensin
Terdpat gelembung pada larutan, dan ketika ditetesi warna nya berubah dari ungu menjadi merah betadine
2
1 ml benzena + 2 ml KmnO4
 Tidak bercampur dan terbentuk 2 fasa, yakni bening (dibagian atas) dan ungu (bagian bawah)

7.3 Asam sulfat pekat
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
2ml asam sulfat + 10 tetes benzena di dalam tabung reaksi dan digoncangkan

Bening,dan ketika digoncang menjadi keruh dan terdapat busa, saat didiamkan terdapat 3 lapisan: Warna kuning (atas), Bening (tengah), dan warna kuing (bawah)
2
2 ml asam sulfat + 10 tetes n heksana dan digoncangkan
Bening, dan digoncang terdapat 2 lapisan dan terdapat busa

7.4 Asam Nitrat
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
0,5 ml benzena + 4 ml asam nitrat pekat dan satu butir batu didih dan di didihkan
Larutan berubah dari bening menjadi kunng jenuh
2
Dituang ke dalam gelas piala yang berisi 5 gr batu es
Memiliki bau seperti semir sepatu
3
Dibandingkan baunya dengan nitrobenzena
Sama, bau semir sepatu

7.5 Bahan yang dikenal
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
Senyawa tidak dikenal + Aquades 2 ml
Terbentuk 2 fasa
2
Senyawa tidak dikenal + H2SO4 pekat 2 ml
Terbentuk 2 fasa.
Bening (bawah), Keruh (atas)
3
Senyawa tak dikenal + 2 ml kloroform
Terdapat cincin pada larutam yang berada di atas
  


VIII. Pembahasan

            Praktikum kali ini berjudul “Reaksi-reaksi Hidrokarbon”. Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon dan atom hidrogen. Senyawa hidrokarbon banyak kita temui di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya pada pemanfaatan yang melalui reaksi-reaksi pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Misalnya senyawa hidrokarbon yang digunakan pada kehidupan sehari-hari yaitu pada bahan bakar yang berupa bensin ataupun minyak tanah ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/ ).

8.1 Klor dalam Tetraklorida
a. pada percobaan pertama yaitu diperlukan 2 tabung reaksi dimana ke dua tabung dimasukkan alkana dan CCl4 dimana CCl4 dalam percobaan ini digantikan dengan kloroform. Alkana yang digunakan peda percobaan ini adalah bensin. Ketika bensin ditambahkan dengan kloroform larutan menjadi berwarna kuning. Lalu kedua tabung reaksi diberi perlakuan yang berbeda, yaitu tabung 1 diletakkan di tempat yang gelap, sedangkan tabung reaksi 2 di tempatkan di sinar cahaya. Dalam uji ini bertujuan agar dapat mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa hidrokarbon. Reaksi menggunakan klor (Cl) ini disebut reaksi halogenasi atau sering disebut juga klorinasi.
Berdasarkan pengamatan tabung reaksi yang di tempatkan di tempat gelap warna larutan menjadi semakin kuning pekat, sedangkan tabung reaksi yang diletakkan di tempat terang warna larutan menjadi kuning pudar. Kemudian ketika ke dua mulut tabung reaksi ditiup mengeluarkan asap yang berarti asap tersebut merupakan hidrogen klorida. Uji dikatakan positif apabila dilakukan pengujian dengan kertas lakmus yang akan mengalami perubahan warna. Dimana ketika larutan pada tabung reaksi yang diletakkan di tempat terang ketika di uji dengan kertas lakmus lebih cepat  mengalami perubahan warna dari biru menjadi merah, sedangkan pada larutan tabung reaksi yang diletakkan ditempat gelap ketika diuji dengan kertas lakmus lebih lama mengalami perubahan warna.
b. Pada percobaan kedua yaitu pada tabung reaksi dimasukkan 1 ml sikloheksena dimana sikloheksena diganti dengan benzene lalu ditambahkan dengan brom yang digantikan dengan larutan HCl lalu tabung reaksi tersebut digoncang. Berdasarkan pengamatan, setelah tabung dikocok terbentuk 2 fasa, dimana pada bagian atas adalah benzene dan dibagian bawah adalahn HCl. Larutan ini tidak bercampur karena benzene merupakan larutan nonpolar dan larutan CHCl3 merupakan larutan polar. Dan juga larutan benzene mempunya massa jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan HCl.
c. Pada percobaan ke tiga yaitu yaitu pada tabung reaksi dimasukkan 1 ml benzene dan ditambahkan dengan 1 ml HCl. Dimana hasilnya sama seperti pada percobaan b, yaitu terdapat 2 fasa, dimana pada bagian atas adalah benzene dengan warna yang bening, dan dibagian bawah adalah HCl dengan warna yang keruh.
8.2 Klorinasi
            Pada percobaan klorinasi ini menggunakan bahan-bahan yaitu benzene, potongan besi dan brom tetapi dikarenakan brom tidak ada jadi diganti dengan menggunakan HCl. Yang pertama yaitu disiapkan 2 tabung reaksi, tabung reaksi 1 dimasukkan 1 ml benzene dan tabung reaksi 2 dimasukkan potongan besi dan kemudian ditambahkan sedikit benzene untuk menurunkan potongan besi yang menempel pada dinding tabung. Kemudian ke dua tabung reaksi ini dimasukkan 3 tetes HCl. Pada tabung reaksi 1 ketika diteteskan HCl warna yang semulanya bening berubah menjadi warna kuning dibagian atasnya. Sedangkan  pada tabung 2 ketika diteteskan dengan HCl timbul sedikit gelembung dan ada sedikit warna kuning. Kemudian ke dua tabung ini dipanaskan dengan suhu 50°C selama 15 menit. Pada tabung reaksi 1 setelah proses pemanasan timbul 2 lapisan, dimana lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna kuning. Sedangkan pada tabung reaksi 2 setelah dipanaskan warna kuning yang terbentuk tadi menghilang, dan ada gelembung diserbuk besi yang menandakan bahwa ada hidrogen klorida yang dibebaskan.
8.3 Larutan kalium Permanganat
            Uji dengan kalium permanganat ini disebut juga dengan uji Baeyer yaitu merupakan uji yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya ikatan rangkap pada larutan uji sampel. Larutan yang diuji adalah bensin dan benzene. Pada tabung reaksi 1 diisi dengan 1 ml KMnO4 yang kemudian ditambahkan dengan 5 tetes bensin. Dan pada tabung reaksi 2 diisi dengan 2 tetes KMnO4 dan ditambahkan 1 ml benzene. Berdasarkan pengamatan, pada tabung reaksi 1 terdapat gelembung, dan warna larutan yang semulanya ungu berubah warna menjadi warna betadine. Perubahan warna ini terjadi karena adanya reaksi oksidasi pada KMnO4 yang disebebkan KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Dan pada tabung reaksi 2 didapatkan larutan yang menjadi 2 fasa, pada bagian atas adalah benzene yang berwarna bening dan pada bagian bawah adalah KmnO4 yang berwarna ungu. Pada tabung reaksi 2 tidak terjadi reaksi oksidasi karena warna ungu pada larutan tidak hilang.
8.4 Asam Sulfat Pekat
            Uji asam sulfat dilakukan dengan mereaksikan sampel hidrokarbon dengan asam sulfat pekat. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan 2 tabung reaksi. Dimana tabung reaksi 1 diisi dengan 2 ml H2SO4 dan ditambahkan dengan 10 tetes benzene. Sedangkan pada tabung reaksi 2 diisi dengan 2 ml H2SO4 dan ditambahkan dengan 10 tetes n-heksana.
            Pada tabung reaksi 1 ketika kedua larutan dicampur larutan tersebut berwarna bening, dan ketika dikocok larutan tersebut berubah menjadi keruh dan timbul busa. Dan ketika didiamkan larutan terbentuk menjadi 3 lapisan. Pada bagian atas larutan berwarna kuning, dibagian tengah larutan berwarna bening dan pada bagian paling bawah larutan berwarna kuning. H2SO4 memiliki fungsi sebagai oksidator. Ini yang menyebabkan warna larutan menjadi berubah.
            Pada tabung reaksi 2 ketika larutan dicampur larutan tersebut berwarna bening, lalu ketika dikocok larutan tersebut terdapat 2 fasa yang pada bagian atas dan bagian bawah sama-sama berwarna bening dan pada larutan tersebut timbul busa. Timbulnya busa menandakan adanya alkil sulfonat yang berarti terjadinya reaksi sulfonasi.
8.5 Asam Nitrat
            Pada percobaan yang dilakukan terhadap uji asam nitrat ini diperoleh suatu hasil percobaan yakni antara 0,5 ml benzena dan 4 ml HNO3 pekat dihasilkan larutan yang berwarna bening lalu dimasukkan satu butir batu didih serta dididihkan secara perlahan-lahan sampai menghasilkan kelarutan yang homogen. Setelah pemanasan larutan mengalami perubahan menjadi warna kuning. Lalu larutan tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi es. Warna larutan berubah menjadi putih susu dan menimbulkan bau seperti bau semir sepatu. Hal ini membuktikan terjadinya reaksi nitrasi (nitrobenzena). Benzena akan mengalami nitrasi jika direaksikan dengan suatu asam nitrat pekat.
8.6 Bahan Tak Dikenal
            Pada percobaan ini menggunakan bahan yang tak dikenal. Yang pertama yaitu siapkan 3 tabung reaksi dan dimasukkan 2 ml bahan yang tak dikenal ke tiap tabung. Pada tabung 1 dimasukkan 2 ml aquades dan hasilnya yaitu terbentuk 2 fasa. Hal ini disebabkan karena air adalah senyawa polar sedangkan senyawa yang tak dikenal tersebut merupakan senyawa nonpolar. Lalu pada tabung kedua ditambahkan dengan 2 ml H2SO4 pekat, dimana hasilnya yaitu terdapat 2 fasa yang mana pada bagian atas berwarna keruh dan pada bagian bawah berwarna bening. Dan kemudian pada tabung terakhir ditambahkan dengan kloroform sebanyak 2 ml yang hasilnya yaitu terdapat seperti cincin pada campuran tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa senyawa yang tak dikenal ini merupakan benzene. 

IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1.      Apa tujuan dari uji klorinasi pada percobaan yang telah dilakukan?
2.      Mengapa pada percobaan klor dalam karbon tetra klorida, larutan HCl tak dapat bercampur dengan benzene? Dan juga mengapa pada lapisan atas merupakan HCl dan lapisan bawah merupakan benzene?
3.      Mengapa pada percobaan klorinasi pada potongan besi ketika dicampurkan dengan HCl berubah menjadi menguning?

X. Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1.      Pada senyawa alifatik jenuh akan sulit bereaksi jika direaksikan dengan halogen, asam sulfat, asam nitrat maupun dengan alkohol, karena sifatnya yang jenuh dan tidak bisa lagi mengalami reaksi adisi atau substitusi. Sedangkan pada senyawa aromatik dapat direaksikaan dengan asam nitrat, asam sulfat dan halogen karena adanya ikatan rangkap yang bereaksi.
2.      Jenis reaksi kimia untuk membedakan golongan senyawa hidrokarbon adalah sebagai berikut:
·        Reaksi substitusi’
·        Reaksi adisi
·        Reaksi eliminasi
3.      Cara pengujian golongan senyawa hidrokarbon dapat dilakukan dengan halogenasi (uji brom), uji bayer (kalium permanganat), sulfonasi (H2SO4), dan dengan nitrasi (HNO3).

XI. Daftar Pustaka
Antonius.2013. Bilangan Peroksidasi Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik Tempe Pada Penggorengan. Vol. 2 No. 1
Cahyono. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia. Vol. 14 No.3
Raymond, C. 2005. Kimia Organik II. Jakarta: Erlangga
Tim Kimia Organik. 2019. Penuntun pratikum kimia  organik 1. Jambi: Universitas Jambi
XII. Lampiran
 Gambar1. Hasil dari pengujian asam nitrat
 Gambar 2. Proses pemanasan asam nitrat dan benzene
 Gambar 3. Hasil pengujian pada bahan tak dikenal
Gambar 4. Hasil pengujian kalium permanganat dengan benzene




 

3 komentar:

  1. Arnia Haiza Annisa (A1C117049) akan menjawab pertanyaan nomor
    3. Dikarenakan pada potongan besi yang direaksikan dengan asam kuat. Perlu diketahui bahwasanya korosi terjadi karena dipengaruhi oleh suhu dan keasaman. Semakin tinggi suhu maka korosi akan semakin cepat, dan semakin asam larutan maka besi akan semakin cepat berkarat

    BalasHapus
  2. saya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 2. Karena larutan benzene bersifat non Polar sedangkan HCl adalah senyawa Polar, sehingga kedua larutan tidak dapat bercampur. Kemudian untuk lapisan yg diatas adalah HCl dan lapisan bawah benzene itu dikarenakan HCl memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis benzene.

    BalasHapus
  3. Saya Ratna Kartika Sari dengan nim 011 akan menjawab pertanyaan no 1. Tujuan dari uji klorinasi yaitu untuk mengamati reaksi halogenasi hidrokarbon, selai itu juga untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa hidrokarbon

    BalasHapus