JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH
NAMA/NIM :
FEBBY MARCELINA MURNI /A1C117037
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 2
PERCOBAAN 2
I.
Judul : Kalibrasi Termometer dan
Penentuan Titik Leleh
II.
Hari, tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
III.
Tujuan : Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah:
1.
Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa
murni.
2.
Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik
leleh suatu senyawa murni.
3.
Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak
murni.
4.
Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan
sebagai sampel.
IV. Landasan Teori
Molekul-molekul dalam bentuk
kisi-kisi yang teratur yang dimiliki oleh suatu zat padat akan diikat oleh
gaya-gaya gravitasi dan elektrostatik. Energi kinetik dari molekul-molekul
tersebut akan naik bila zat padat tersebut dipanaskan. Hal ini akan
mengakibatkan molekul bergetar dan akhirnya pada suhu tertentu ikatan-ikatan
molekul tersebut akan terlepas maka zat padat akan meleleh.
Titik leleh senyawa murni adalah
temperatur dimana senyawa dalam keadaan padat dan cairan berada dalam keadaan
kesetimbangan pada tekanan 1 atm. Untuk melakukan transisi dari bentuk kristal,
pemecahan kisi kristal sampai semua berbentuk cair makan diperlukannya kalor.
Untuk melewati proses pelelehan dalam keadaan kesetimbangan ini juga memerlukan
waktu dan sedikit perubahan suhu. Semakin murni senyawa tersebut maka akan
semakin kecil suhu lelehnya, biasanya tidak lebih dari 1°. Penentuan titik
leleh senyawa murni ditentukan dari pengamatan trayek lelehnya, dimulai saat
terjadinya pelelehan, transisi padat ke cair, sampai seluruh kristal mencair
(Tim penuntun praktikum kimia organik 1, 2019)
Titik leleh merupakan suatu kondisi
dimana suhu yang terjadi pada sampel mengalami perubahan hingga wujud sampel
yang berupa padat berubah menjadi cair karena adanya perubahan suhu tersebut. Pada
senyawa yang memiliki berat molekul yang sama, senyawa lebih polar dan struktur
molekulnya lebih simetris mempunyai titik leleh yang lebih tinggi. Pada umumnya
senyawa murni memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan ketika zat
tersebut telah bercampur dengan zat yang lain (Tri, 2013).
Dalam menentukan
titik leleh ada beberapa faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya sampel
meleleh, yaitu ukuran sampel dan banyaknya sampel. Ukuran sampel mempengaruhi
cepat atau lambatnya proses penentuan titik leleh. Hal ini dikarenakan, jika
semakin besar ukuran partikel sampel maka akan menjadi lama proses
pelelehannya. Begitupun pada banyak sampel, jika semakin banyak sampel maka akan
semakin lama prosesnya (Hanafi, 2015).
Dalam proses penentuan titik leleh,
suhu dan energi kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Suhu adalah
besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan
energi kalor adalah energi yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Energi tersebut yang dapat menyebabkan benda
tersebut mengalami perubahan wujud (Weller, 2017).
Besaran yang
menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda disebut suhu. Untuk mengukur
derajat panas atau dinginnya suatu benda dapat menggunakan suatu alat yaitu
termometer. Dalam pengukuran tidak mungkin mendapatkan hasil nilai murni yang
mutlak. Hasil pengukuran
pada termometer sangat mempengaruhi percobaan yang dilakukan oleh praktikan. Misalnya
seperti penentuan titik leleh suatu zat padat. Untuk menghindari kesalahan
teknis dan dapat digunakan dengan baik termometer harus dilakukan penetapan
kalibrasi yang baku. Hal ini dikarenakan, kalibrasi sangat penting untuk
melakukan perawatan termometer sehingga akurasinya tinggi dan kualitas tetap
terjaga. Selain itu praktikan juga harus memahami apakah termometer tersebut
layak dipakai atau tidak dan juga mengerti cara-cara penyimpanan dan penggunaan
termometer agar terhidar dari kerusakan ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/ )
V. Alat
dan Bahan
5.1 Alat
·
1.
Labu erlenmeyer
250 mL
2.
Termometer
3.
Gabus sumbat
4.
Bunsen
5.
Pipa gelas
kapiler
6.
Stick yang
berlubang tengahnya
7.
Benang
8.
Kertas milimeter
blok
5.2 Bahan
·
1.
Bubuk es
2.
Air (aquades)
3.
Sampel zat murni
4.
Minyak
5.
Naftalen
6.
Glukosa
7.
Alpha naftol
8.
Asam benzoat
9.
Maltosa
V.I Prosedur
Kerja
6.1 Kalibrasi Termometer
1.
Dibuat campuran
bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 mL sehingga 2/5 bagian volumenya terisi.
2.
Dimasukkan
termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, sumbatlah mulut labu
erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut terisolasi dari
luar.
3.
Dicatat batas
bawah skala termometer tersebut (0).
4.
Diangkat
termometer dan diulangi kembali prosedur 1-3.
5.
Dirancang
kembali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades.
6.
Dimasukkan
kembali termometer hingga tepat 1 cm di atas permukaan air, sumbat dan usahakan
termometer berada pada posisi tegak/vertikal.
7.
Dilakukan pemanasan
dan dicatat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi.
8.
Diulangi
kembali prosedur 3-7 sekali lagi.
6.2 Penentuan Titik Leleh
1.
Diambil pipa
gelas kapiler, lalu dibakar ujung sehingga tertutup.
2.
Dimasukkan
sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu dipadatkan ddengan
bantuan stick yang berlobang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak
lebih dari 2 mm.
3.
Diikatkan
termometer pada pipa kapiler yang telah berisi sampel.
4.
Dimasukkan alat
tersebut ke dalam erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung
tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan sumbat dengan gabus
mulut erlenmeyer.
5.
Dipanaskan
perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saat tepat zat meleleh
hingga semua zat meleleh.
6.
Dilakukan
prosedur 1-5 sebanyak 2 kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni
terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat, dan maltosa.
7.
Dilakukan
dengan cara yang sama untuk tentukan titik leleh campuran dua senyawa dengan
proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Digambarkan titik autentik yang diperoleh.
6.3 Demonstrasi Titik Leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
1. Siapkan alat
khusus yang digunakan untuk penentuan titik leleh dengan menggunakan sumber
panasnya listrik dan skala suhu yang ditunjukkan oleh sinyal digital.
2. Tempatkan sampel
yang akan ditentukan titik lelehnya dalam pipa gelas kapiler setebal lebih
kurang 2 mm. Pipa kapiler ini ditempatkan alat bagian atas. Terdapat tiga
lubang yang diameternya 3 mm, lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi
sampel dan dua lubang lain diisi dengan pipa kapiler kosong.
3. Alat kemudian
dihubungkan dengan tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan
tombol agar naik secara konstan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat
dilakukan dari lubang kecil di sisi depat alat ini. Perhatikan variabel suhu
saat zat mulai meleleh.
Link Video Percobaan:
Pertanyaan:
1. Dalam video percobaan tersebut, mengapa menggunakan pelarut paraffin?
2. Apa yang terjadi pada molekul zat padat saat dipanaskan?
3. Bagaimana prinsip kerja dari proses penentuan titik leleh dalam video tersebut?
Novela Melinda (A1C117007). Untuk jawaban pertanyaan nomor 2, molekul akan menyerap energi dalam bentuk panas, sehingga kekuatan tarik-menarik antar molekul melemah dan terjadilah perpisahan antar molekul
BalasHapusMuhammad Yamin Nim A1c117047. No 1 karena pelarut paraffin tersebut dapat dipanaskan dengan aman hingga suhu sekitar 220 Derajat celsius
BalasHapusPrinsip dari penentuan titik leleh suatu senyawa murni yakni Ditentukan dari pengamatan range lelehannya,dimulai saat terjadinya sedikit pelelehan,perubahan dari padat ke cair,sampai seluruh senyawa tersebut mencair.hal ini dilakukan terhadap senyawa yang sudah digerus halus yang dimasukan dalam ujung pipa kapiler,lalu dipanaskan secara merata dan perlahan
BalasHapus(Dinda,A1C117079)