LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
KEISOMERAN GEOMETRI
KEISOMERAN GEOMETRI
NAMA/NIM :
FEBBY MARCELINA MURNI /A1C117037
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Proses kristalisasi filtrat yang dihasilkan
Proses penyaringan yang pertama
VII.
Data Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Menggerus
sampel asam maleat (apel hijau)
|
Ekstrak
diambil 20ml, warna larutan coklat
|
2.
|
Dimasukkan
ke labu dasar bulat, ditambahkan HCl
|
Warna
larutan cokelat tua
|
3.
|
Sampel
direfluks selama 10 menit
|
Warna sampel
menghitam dan menggelegak
|
4.
|
Disaring
sebanyak 2 kali penyaringan
|
Warna
endapan hitam, warna filtrat cokelat pekat
|
5.
|
Dijenuhkan
dalam batu es
|
Bau filtrat
= karamel
Warna coklat
|
VIII.
Pembahasan
Isomer
geometri merupakan gugus yang terikat pada senyawa organik yang berikatan
tunggal bebas berorientasi dengan ikatan tunggal sehingga orientasi bidang
ruang gugus fungsinya tidak dapat dibedakan dan begitu juga sebaliknya gugus
yang terikat pada senyawa organik yang berikatan rangkap maka gugus tersebut
tidak dapat berotasi secara bebas sehingga orientasi bidang ruang gugus
fungsinya dapat diketahui (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan yaitu tentang pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat. Yang mana
asam maleat yang kami gunakan bukanlah menggunakan asam maleat anhidrat asli
melainkan menggunakan asam maleat yang terkandung di dalam buah apel.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, kamimendapatkan asam maleat didalam apel dengan mengekstraknya dengan
cara ditumbuk atau digerus sebanyak 2 buah, kemudian disaring. Selanjutnya dilakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang
ada, dimana kami memasukkan sebanyak 20
ml ekstrak apel tersebut kedalam labu dasar bulat. Kemudian ditambahkan 15
ml HCl kedalam labu dasar bulat juga, hasilnya larutan menjadi lebih berwarna
coklat serta larutannya keruh. Sebelum itu dimasukkan beberapa batu didih ke dalam labu dasar bulat, yang
mana fungsinya untuk mencegah terjadinya letupan/bumping saat dilakukan proses
refluks dengan suhu yang tinggi.
Setelah itu dilakukan proses refluks. Dirangkai alat untuk merefluks sampel tersebut. Dipanaskan menggunakan
mantel pemanas selama 10 menit, semakin
lama sampel berubah menjadi semakin pekat dan proses refluks berlangsung pada
suhu 75°C. Kemudian hasil refluks
tersebut disaring sebanyak dua kali menggunakan corong Buchner didapatkan
filtratnya yang berwarna coklat pekat, dan endapan nya berwarna hitam, filtrat
yang dihasilkan memiliki bau seperti karamel. Filtrat tersebut dijenuhkan
menggunakan batu es tetapi setelah didiamkan beberapa lama tidak ada terbentuk
kristal sedikitpun pada labu. Filtrat tersebut masih berbentuk cairan. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya seperti bahan yang digunakan. Ekstrak
sampel yang digunakan adalah apel hijau yang terdapat kandungan asam maleat.
Akan tetapi di dalam apel hijau
tersebut tidak hanya terkandung asam maleat saja tapi masih banyak senyawa lain
yang dapat mempengaruhinya sehingga asam maleat didalam apel tidak dalam
keadaan murni yang dapat mengakibatkan asam fumarat tidak terbentuk.
IX. Pertanyaan Pasca
1.
Mengapa sebelum dilakukan proses
refluks harus dilakukan penambahan batu didih?
2.
Apa fungsi penambahan HCl pada
percobaan yang telah dilakukan?
3.
Apa fungsi dilakukannya proses
refluks pada percobaan kali ini?
X. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1.
Keisomeran geometri terjadi
karena perbedaan atom-atom yang tersusun dalam senyawa karbon dengan rumus
molekul yang sama, perbedaan posisi gugus pada rantai karbon yang memiliki
molekul dan gugus yang sama seperti perbedaan senyawa karbon yang memiliki
rumus molekul yang sama.
2.
Senyawa berisomer cis memiliki titik leleh yang lebih kecil karena adanya
tolakan antara dua gugus karboksilat yang bersebelahan mengakibatkan senyawa
kurang stabil. Sedangkan senyawa dengan isomer trans memiliki tolakan yang
lebih kecil sehingga senyawanya relative lebih stabil.
XII. Daftar Pustaka
Mulyono. 2015. Pembuatan Cis Dan Trans Dikloroetena. Jurnal
Penelitian. Vol. 2 No. 1
Rivai. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press
Syabatini. 2015. Pembuatan Cis Dan Trans Kalium Dioksalatodiakuokromat. Jurnal Ilmiah.
Vol. 1 No. 3
Tim Penuntun Kimia Organik. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi:
Universitas Jambi
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/
diakses pada tanggal 19 April 2019
XIII. Lampiran
Filtrat yang dihasilkan
Proses kristalisasi filtrat yang dihasilkan
Proses penyaringan yang ke dua
Proses penyaringan yang pertama
Proses refluks
Novela melinda (A1C117007) untuk pertanyaan nomor 3, menururt saya refluks yang dilakukan pada percobaan ini berfungsi untuk membantu pemanasan pada asam maleat, sehingga panas yang dihasilkan pada proses ini dapat berlangsung secara merata
BalasHapusSaya sri lestari(A1C117041) akan menjawab pertanyaan no 1 yaitu Penambahan batu didih sebelum direfluks agar terjadi percegahan letupan atau bumping pada larutan ketika direfluks pada suhu yang tinggi.
BalasHapusNiken (033) akan menjawab nomor 2 yaitu Fungsi penambahan HCl pada percobaan ini adalah sebagai katalis yang digunakan untuk membuat ikatan rangkap pada atom karbon beresonansi dan akan terjadi rotasi pada ikatan tunggal yang disebabkan oleh gugus karbonil yang diprotonasi oleh HCl.
BalasHapus